Willow Project adalah proyek pembangunan kilang minyak dengan skala besar yang berada di Alaska Utara. Proyek ini diusulkan oleh ConocoPhillips dan telah disetujui oleh Joe Biden pada bulan Maret lalu. Awalnya Willow Project ini telah direncanakan pada masa pemerintahan Trump tetapi baru mendapat izin pada pemerintahan Joe Biden. Diperkirakan kilang minyak tersebut dapat menghasilkan 180.000 barel minyak per hari, yaitu kurang lebih 1,5 % dari keseluruhan produksi minyak Amerika Serikat. Meskipun disatu sisi hal ini menguntungkan Amerika tetapi disisi lain Willow Project ini sangat berdampak buruk di Kutub Utara dan dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Setidaknya ada sekitar 400 orang yang berada disekitar wilayah pengeboran minyak tersebut. Ketika minyak yang ada di Alaska tersebut diekspor ke seluruh belahan dunia maka akan timbul banyak permasalahan mulai polusi udara, pencemaran air, pencairan es laut, pencairan permafrost bahkan terancam punahnya hewan-hewan seperti anjing laut, beruang kutub, dan burung arktik (Greenpeace, 2003).

Hal ini tentunya akan menjadi masalah baru yang akan dihadapi oleh umat manusia. Apalagi dengan dunia sekarang ini yang sedang dilanda oleh pemanasan global yang kian hari kian meningkat. Tentunya Willow Project akan malah memperburuk keadaan iklim bumi. Keputusan yang telah disetujui Joe Biden patut dipertanyakan. Soalnya pada waktu kampanye presidennya tahun 2020 kemarin, Joe Biden telah berjanji bahwa dia tidak akan membuka lagi adanya aktivitas pengeboran minyak dan gas yang baru. Hingga hari ini, telah banyak petisi yang ditandatangani oleh elemen masyarakat yang menolak proyek ini. Salah satu petisi yang sedang trending ialah “STOP WILLOW PROJECT”.

Berbagai upaya dan tindakan telah dilakukan, adanya dilema geopolitik dunia internasional terkait Willow Project yaitu suatu kegiatan proyek pengeboran minyak di Amerika Serikat yang berada di kawasan Alaska. Hal ini sangat berdampak pada lingkungan dunia internasional. Presiden Amerika Serikat Joe Biden seharusnya mempertimbangkan semua dampak yang terjadi dengan adanya proyek tersebut. Hal ini tentunya akan merusak ekosistem internasional dan sangat berdampak pada climate change international (Wijoyo, 2017).

Proyek super besar Willow Project ini akan berdampak pada semakin cepatnya perubahan iklim terjadi di dunia, dan memiliki potensi efek domino yang bisa berujung pada kehancuran massal karena perubahan yang signifikan terhadap kondisi iklim bumi. Berangkat dari keadaan ini, Indonesia perlu mengambil sikap dalam menanggapi Willow Project untuk meminimalisir potensi kerusakan tersebut. Disebutkan juga dalam alenia ke-4 pembukaan UUD 1945 salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia. Hal ini menjadi kepentingan Indonesia juga mengingat perkembangan krisis iklim dapat berdampak terhadap langkanya bahan pangan dan akhirnya manusia akan saling mendesak satu sama lain demi kepentingannya masing-masing, hingga berpotensi pada konflik global antar negara. Indonesia sendiri sudah berkomitmen untuk menjaga iklim global dalam Paris Agreement 2015 dan telah ditunjuk menjadi ketua ASEAN 2023. Maka dari itu, Indonesia memiliki wewenang besar dalam pemutusan respon terhadap Willow Project dari ASEAN. Salah satu responnya adalah kerjasama terkait penanggulangan krisis iklim global dengan PBB sebagai upaya mitigasi dalam pengurangan resiko bencana alam (Lewlandy, Amri, Nadya, & Pangaribuan, 2023). Melalui partisipasi ini diharapkan intervensi terhadap Willow Project dapat mendukung terwujudnya lingkungan yang lebih sehat guna menangkal kerusakan iklim yang masih terus berkembang hingga saat ini, dan juga termasuk perbaikan lingkungan perumahan dan pemukiman warga di setiap negaranya.

Daftar Pustaka  

Greenpeace. (2003, February 2). Say no to The Willow Project !! Retrieved from https://community.greenpeace.org.nz/petitions/stop-the-willow-project-79

Lewlandy, Amri, I. F., N. C., & Pangaribuan, J. B. (2023). Analisis Perspektif Hukum Internasional Terkait Willow Project Berdampak Bagi Iklim Dunia. Education, 2-4.