PSNMHII -XXXVI UIN ALAUDDIN MAKASSAR - Menggalang Aksi Iklim Melalui Kekuatan Pemuda
Makassar, 20-22 Mei 2024 –
Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PSNMHII)
ke-36 yang naungi penuh oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional
se-Indonesia (FKMHII) dari seluruh koordinator wilayah sukses diselenggarakan
di Makassar. Dengan tema "Climate Action: Empowering Youth for Effective
Strategy and Policy in Global Crisis," acara yang dituan rumahi oleh UIN
Alauddin Makassar ini berhasil mengumpulkan lebih dari 200 mahasiswa Hubungan
Internasional dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Bertempat di
Hotel Almadera, Makassar, acara ini menjadi sarana penting bagi generasi muda
untuk berkontribusi dalam perumusan strategi menghadapi krisis global melalui
kebijakan yang efektif.
Acara dibuka dengan seminar yang
dihadiri oleh tamu-tamu penting, mulai dari akademisi terkemuka, ,hingga
perwakilan pemerintah daerah. Pembukaan ini dimulai dengan sambutan yang
dilaksanakan secara daring oleh Mentri Luar Negeri Indonesia dan dilanjutkan
oleh Dekan Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, yang
menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam upaya penanggulangan perubahan
iklim, yang menjadi salah satu isu global paling mendesak saat ini. Diikuti
oleh beberapa pembicara utama, seperti Sadam al Haitam (President AAYG), Ohashi
Koichi M.P.A (Konjen Jepang di Makassar) Ishaq Rahman, SI.P,M.SI,Ph,d ( Wakil
ketua PP Aihi )yang menyampaikan tantangan global terkait perubahan iklim serta
perlunya keterlibatan generasi muda dalam pembentukan kebijakan strategis.
Diskusi panel yang diadakan pada
seminar ini sangat interaktif, di mana para peserta terlibat aktif dengan
menyampaikan pandangan kritis mengenai bagaimana kolaborasi antar berbagai
sektor dapat menciptakan solusi nyata terhadap krisis iklim. Seminar ini tidak
hanya membuka wawasan tetapi juga memotivasi para peserta untuk terlibat lebih
jauh dalam proses kebijakan lingkungan.
Dilanjutkan pada hari kedua
menjadi puncak kompetisi, di mana peserta terlibat dalam berbagai lomba yang
menguji kemampuan mereka di bidang diplomasi, penulisan jurnal, dan kreasi
video. Salah satu perlombaan utama adalah Diplomatic Course, yang mengharuskan
peserta memainkan peran sebagai diplomat dalam simulasi negosiasi
internasional. Perlombaan ini menantang peserta untuk menyusun strategi,
menyampaikan argumen, dan mempertahankan kepentingan nasional dalam diskusi
yang terkait dengan perubahan iklim global. Tim yang berhasil menjadi pemenang
menunjukkan kecakapan diplomatik yang impresif dalam menghadapi situasi yang
kompleks.
Selain itu, terdapat perlombaan
Jurnal PSNMHII yang mengajak peserta untuk menyusun artikel ilmiah dengan tema
terkait krisis iklim dan aksi pemuda. Karya jurnal terbaik dipilih berdasarkan
kekuatan argumen, kedalaman penelitian, dan relevansinya dengan topik global
yang diangkat. Lomba ini memberikan platform bagi para mahasiswa untuk
menyalurkan gagasan mereka secara tertulis dan berkontribusi dalam literatur
akademik tentang perubahan iklim.
Tidak ketinggalan, perlombaan
Cinematic Video juga mengundang antusiasme peserta. Para peserta diminta
membuat video kreatif yang mendokumentasikan momen-momen penting selama
pelaksanaan PSNMHII di Makassar, mengaitkannya dengan tema perubahan iklim dan aksi
pemuda. Video yang berhasil memenangkan lomba adalah yang mampu menampilkan
narasi visual yang kuat, menginspirasi, serta memiliki dampak emosional yang
signifikan.
Di antara berbagai perlombaan,
Sidang Forum menjadi satu-satunya agenda non-kompetitif yang berfungsi sebagai
ruang diskusi formal. Dalam forum ini, para peserta berdebat dan merumuskan
kebijakan yang efektif untuk mengatasi tantangan iklim global, dengan
mempertemukan perspektif dari berbagai universitas di Indonesia. Diskusi ini
berjalan dengan dinamis, dan ide-ide inovatif yang muncul diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan kebijakan di masa mendatang.
Hari terakhir digunakan untuk
memperkenalkan para peserta kepada kekayaan budaya dan sejarah Makassar. Tur
kota dimulai dengan kunjungan ke Benteng Rotterdam, sebuah situs bersejarah
yang menjadi simbol penting dari masa lalu Makassar sebagai pusat perdagangan
internasional. Peserta juga mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai warisan
budaya lokal dan bagaimana Benteng ini memainkan peran penting dalam sejarah
Indonesia.
Tur diakhiri dengan pelayaran
menggunakan kapal Pinisi, sebuah kapal tradisional khas Sulawesi Selatan yang
diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Para peserta berlayar di lepas
pantai Makassar, menikmati keindahan laut sembari belajar mengenai tradisi
maritim yang telah lama menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat
setempat. Pengalaman ini tidak hanya memberikan momen relaksasi, tetapi juga
memperkenalkan sisi budaya dan sejarah yang kaya dari kota Makassar.
PSNMHII ke-36 di Makassar tidak
hanya menjadi arena kompetisi dan diskusi, tetapi juga wahana pembelajaran
praktis bagi para mahasiswa Hubungan Internasional tentang diplomasi, kebijakan
iklim, dan budaya lokal. PSNMHII Journal, yang diterbitkan pada hari kedua,
menjadi dokumentasi penting dari ide-ide dan diskusi yang terjadi selama acara.
Dengan semangat kolaboratif dan partisipasi aktif, para peserta diharapkan
dapat terus terlibat dalam upaya melawan krisis iklim global dan menjadi agen
perubahan di masa depan.
0 Comments