loading...

Pengaruh Alternatif Pergerakan Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek Indonesia


Rahmat Juliansyah, Deri Cahya Nugraha, Efrita Irene Gea, Chania Puspitasari, Siti Ayu Faradhita, Baqas Dyandra Wiratama, David Sulaiman Burmelli, Adysti Nasya Muhara.

Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Lampung

E-mail: juliansyah0079@gmail.com


ABSTRAK

Batubara merupakan salah satu komoditas pertambangan dengan jumlah ekspor terbesar di Indonesia saat ini. Hal tersebut menjadikan tantangan bagi perusahaan pertambangan batubara dalam rangka menjadi penguasa pasar komoditas batubara dalam kancah domestik maupun global. Sebuah korporasi yang bergerak dalam kegiatan pertambangan membutuhkan modal yang cukup besar untuk merealisasikan ambisi tersebut melalui ekspansi lahan tambang dan segenap kebutuhan dalam sebuah perusahaan pertambangan pada umumnya. Pada tahap ini, sebuah perusahaan pertambangan batubara melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dan adanya perubahan status menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dapat dimiliki oleh publik sebagai sumber permodalan utama.Sebelum melakukan penyertaan modal pada suatu perusahaan di pasar modal, seorang investor wajib untuk menganalisis keadaan internal dan eksternal perusahaan melalui kekuatan fundamental dan laporan keuangan perusahaan, serta memproyeksikan ekonomi makro kedepannya.


Kata kunci: perusahaan pertambangan batubara, saham, faktor alternatif


ABSTRACT

Coal is one of the mining commodities with the largest number of exports in Indonesia today. This has created a challenge for coal mining companies in order to become the master of the coal commodity market in the domestic and global arena. A corporation engaged in mining activities requires substantial capital to realize the ambition through expansion of mining areas and all the needs of a mining company in general. At this stage, a coal mining company lists its shares on the Indonesia Stock Exchanges and changes its status to a public company whose shares can ne owned by the public as the main source of capital. Before investing in a company in the capital market, an investor is required to analyze the company’s internal and external conditions through the company’s fundamental strength and financial statements as well as projecting the macro economy in the future.


Keywords: coal mining company, stock, alternative factors



PENDAHULUAN

Pergerakan harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah indikator penting dalam metode analisis tingkah laku pelaku pasar modal yaitu, investor. Pada umumnya seorang investor akan mengeksekusi keputusannya dalam berinvestasi pada setiap informasi yang berasal dari internal perusahaan ataupun eksternal perusahaan. Menurut Sulia (Sulia, 2017), pada sisi internal perusahaan, laporan keuangan menjadi tolok ukur utama seorang investor yang memiliki kecenderungan konservatif dalam berinvestasi, dimana laporan keuangan tersebut akan di hitung rasionya sebelum seorang investor menanamkan dananya. Rasio tersebut antara lain adalah price to book value ratio (PBVR), price to earning ratio (PER), pertumbuhan asset, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal secara rata-rata merupakan faktor seorang investor untuk melanjutkan atau mengakhiri investasinya (exit plan). 

Sebuah korporasi yang bergerak dalam kegiatan pertambangan membutuhkan modal yang cukup besar untuk merealisasikan ambisi tersebut melalui ekspansi lahan tambang dan segenap kebutuhan dalam sebuah perusahaan pertambangan pada umumnya. Menurut Ramahadi dan Astiwi (Ramahadi dan Astiwi, 2017), secara umum arah pergerakan harga saham perusahaan pertambangan batubara yang telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia bergantung pada aktivitas perdagangan komoditas batubara baik melalui kontrak bisnis yang terjadi antara perusahaan pertambangan batubara dengan negara importir ataupun domestik ataupun melalui kontrak berjangka. 

Namun pergerakan harga batubara global bukanlah satu-satunya penyebab eksternal pergerakan harga saham perusahaan batubara di bursa saham, sehingga faktor eksternal lainnya merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum berinvestasi pada perusahaan pertambangan batubara yang memiliki volatilitas pergerakan harga saham yang tinggi dibandingkan sektor industri lainnya.

 

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Creswell (Cresswelll, 2008), penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami permasalahan sosial dengan memberikan penjelasan secara komprehensif yang disajikan dengan bentuk narasi melalui penjelasan ilmiah. Penelitian yang dilakukan dalam paper tersebut adalah penelitian kepustakaan sistem terbuka. Menurut Sutrisno (Sutrisno, 1990), penelitian kepustakaan adalah penelitian yang menggunakan data-data dan bahan penelitian yang didasarkan dari sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, ensiklopedia, dan lainnya yang dapat diperoleh dari katalog perpustakaan baik digital ataupun konvensional. Penelitian kepustakaan ditujukan agar memudahkan peneliti untuk memperoleh bahan penunjang penelitian, sehingga penelitian tersebut mudah dipahami dan relevan.

Penelitian tersebut menggunakan sumber data sekunder. Menurut Moehar (Moehar, 2002), data sekunder adalah data yang berupa catatan, bukti, ataupun arsip yang terbuka untuk umum maupun tertutup, dimana data sekunder berisi data statistik yang tersedia pada lembaga pemerintahan atau perusahaan swasta. Data sekunder tersebut dapat diperoleh melalui catatan, jurnal, buku, dan sebagainya. Isi dari data sekunder tersebut sebaiknya linear terhadap penelitian yang sedang dilakukan, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan relevansinya.

Penelitian tersebut menggunakan teori pasar efisien sebagai pendekatan dalam membangun hipotesis faktor alternatif. Teori efisiensi pasar adalah teori yang membahas tentang harga atau nilai mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia pada informasi tersebut (Hanafi, 2004). Dalam teori tersebut, terdapat 3 kategori yaitu, lemah, semi-kuat, dan kuat. Ketiga kategori tersebut memiliki korelasi dengan hipotesis faktor alternatif pergerakan harga saham perusahaan pertambangan batubara, yang dimana peneliti membagi tiga faktor utama yang mempengaruhi harga saham yaitu, faktor internal, eksternal, dan spekulatif.

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham dari dalam perusahaannya seperti fundamental perusahaan. Fundamental perusahaan ini terdiri dari manajemen, prospek perusahaan, dan finansial. Terdapat juga faktor diluar perusahaan yang disebut faktor eksternal yang terdiri dari intevensi pemerintah, kondisi geopolitik, dan harga komoditas. Selain itu, terdapat juga faktor spekulatif yang terdiri dari berita tentang usia komoditas, spekulasi tentang faktor internal perusahaan, dan spekulasi pasar dengan menggabungkan faktor internal dan eksternal.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Diana (Diana, 2020), sejak pasien pertama Covid-19 di Indonesia awal Maret 2020, transaksi perdagangan bursa Indonesia mengalami fluktuasi yang sangat rendah. Pada bulan November tahun lalu, permintaan terhadap batubara global yang tercermin dalam harga kontrak berjangka ICE Newcastle Coal, menyebabkan kenaikan yang signifikan pada harga saham perusahaan batubara dalam negeri oleh negara-negara importir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Harga batubara tersebut mencapai all-new time high pasca krisis finansial tahun 2008. Menurut Aryani dan Yealta (Aryani dan Yealta, 2015), hal tersebut disebabkan oleh menurunnya jumlah ekspor komoditas batubara oleh negara- negara podusen, namun kebutuhan batubara Tiongkok terus meningkat walaupun berbanding terbalik dengan jumlah produksi negara terhadap barang-barang ekspor. Menurut Gunawan (Gunawan, 2010), harga komoditas terkadang berbanding lurus dengan IHSG, namun pergerakan rata-rata harga komoditas memiliki dampak perlawanan dengan harga saham dan IHSG.


Tabel 1.1. Harga Batubara dalam Kontrak Berjangka ICE Newcastle Coal 2008-2021




Sumber: tradingview.com

Bahkan pada beberapa perusahaan, hal tersebut mengakibatkan harga saham jauh melambung diatas harga intrinsik perusahaan itu sendiri. Menurut Apta dan Erman (Apta dan Erman, 2020), hal tersebut menyebabkan valuasi saham perusahaan-perusahaan tersebut melampaui rata-rata perusahaan dari sektor yang sama. Di Indonesia permintaan batubara oleh Tiongkok melesat tajam di tengah menurunnya hasil tambang akibat pandemi Covid-19. Di penghujung tahun 2020, saham-saham di bidang pertambangan, konstruksi, dan industri dasar adalah sektor-sektor yang mengalami apresiasi harga tertinggi selama pandemi Covid-19 berlangsung. Covid-19 yang sebelumnya menjadi faktor utama kejatuhan pasar dan darurat kesehatan, kini hanya menjadi faktor alternatif bagi bursa saham setelah Indonesia memasuki masa transisi. Permintaan yang tinggi dari Tiongkok tersebut disebabkan oleh pembatasan produksi batubara Tiongkok yang dipangkas hingga 50%. Hal tersebut menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan batubara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia terutama perusahaan yang mengutamakan pemenuhan kebutuhan ekspor terhadap Tiongkok tersebut seperti saham PT. Adaro Energy (Persero) Tbk .(Kode:ADRO), PT.Bumi Resources (Persero). Tbk., dan PT. Bukit Asam (Persero). Tbk. (Kode:PTBA).


Namun, tren kenaikan harga saham pertambangan batubara tersebut hanya berlangsung sesaat walaupun tren pergerakan harga komoditas batubara global kian mengalami kenaikan. Akibat dari kenaikan yang sangat tinggi tersebut, banyak kalangan investor terjebak dalam situasi FOMO (fear of missing out) dan melakukan investasi saham dengan menggunakan fitur margin (pinjaman/hutang) yang diberikan oleh perusahaan sekuritas. Momen tersebut tidak disambut dengan baik akibat pemberlakuan kembali kebijakan PSBB oleh pemerintah Republik Indonesia yang diterapkan pada pulau Jawa dan Bali, sehingga para pelaku pasar modal baik domestik ataupun asing yang terdiri atas investor institusi ataupun individu melakukan penjualan saham secara besar-besaran yang mengakibatkan penurunan tajam pada harga saham keseluruhan industri termasuk pertambangan. Selain itu, presiden Amerika Serikat Joe Biden memfokuskan program energi terbarukan sebagai calon penerima pendanaan. Penurunan harga saham yang tercermin pada indeks harga saham gabungan (IHSG) terus mengalami penurunan tajam akibat investor yang menggunakan pinjaman kepada sekuritas terkait karena pergerakan harga saham telah menyentuh ambang batas penurunan dan perusahaan sekuritas menerapkan margin call, dimana perusahaan sekuritas terkait akan menjual paksa saham yang dimiliki oleh investor yang menggunakan fitur margin tersebut untuk menutup keseluruhan hutangnya. 

Pergerakan harga komoditas batubara global tidak serta-merta membuat harga saham perusahaan batubara terpengaruh seperti yang dimuat oleh berbagai portal berita dan media sosial. Terkadang kenaikan harga komoditas batubara global secara signifikan merupakan alarm sebelum terjadinya penurunan harga saham. Seperti yang dilansir dari portal berita Kontan pada Senin (11/1) kenaikan jumlah permintaan batubara Tiongkok mengalami rekor tertinggi sejak Mei 2019, namun keesokan harinya harga saham emiten batubara mengalami penurunan yang cukup tajam hingga saat ini. Dari kasus tersebut, faktor eksternal alternatif seperti sentimen pasar terhadap isu pemanfaatan energi terbarukan sebagai pengganti energi fosil secara global dan keadaan sosial-politik serta ekonomi negara importir bagi perusahaan komoditas pertambangan perlu diperhitungkan cukup matang bagi para investor. 

Sentimen tersebut cenderung kurang diperhatikan oleh para investor dan kerap kali menganggap bahwa harga saham perusahaan pertambangan hanya tergantung pada pergerakan harga komoditas batubara secara global saja. Walaupun batubara memiliki saingan utama dalam sektor energi, namun target produksi batubara Indonesia terus meningkat dan terfokus pada penjualan dalam negeri sehingga pasar utama batubara Indonesia adalah kebutuhan domestik. Dimana Indonesia memiliki target produksi hingga 400 juta ton.


Tabel.1.2.Target dan Produksi Batubara Indonesia




Sumber: Dinamika Batubara Indonesia: Menuju Transisi Energi Yang Adil

Melalui esai ini penulis memberitahukan kepada para pembaca bahwa faktor alternatif pergerakan harga saham perusahaan pertambangan batubara bukan merupakan faktor tunggal yang mencerminkan pergerakan harga saham perusahaan pertambangan, sehingga para investor harus memperhatikan faktor eksternal dan internal yang kerap mempengaruhi pergerakan harga saham tanpa disadari seperti sentimen pasar, isu pemanfaatan energi terbarukan, dan keadaan sosial-politik serta ekonomi negara importir.

   

Kesimpulan

Pergerakan harga saham perusahaan pertambangan batubara tidak selalu bergantung pada jumlah permintaan global di tengah menurunnya hasil produksi tambang akibat pandemi Covid-19. Perusahaan pertambangan batubara merupakan perusahaan yang masih diminati oleh para investor baik domestik ataupun asing di tengah isu sunset industry bagi industri pertambangan kian berhembus. Walaupun demikian perusahaan pertambangan wajib melakukan berbagai macam inovasi dan melakukan program hilirisasi dalam rangka menghadapi tantangan energi terbarukan di masa depan. Berbagai macam faktor eksternal di luar kewenangan korporasi selain kenaikan harga batubara global harus diperhitungkan seperti sentimen pasar dan peristiwa tahunan yang kerap kali terjadi dalam bursa saham sehingga para investor dapat melakukan konfirmasi sebelum berinvestasi pada perusahaan pertambangan. Hal tersebut semata-mata agar para investor dapat memperoleh keuntungan dan meminimalisir resiko yang ditimbulkan oleh saham perusahaan pertambangan yang memiliki tingkat volatilitas harga yang tinggi. Dengan tingkat pengembalian sesuai harapan investor, maka seorang investor memiliki portfolio memiliki tingkat resiko yang rendah dengan mitigasi yang telah ia lakukan sebelumnya 


Referensi

Arinaldo, D. & Julius C. A., (2019). Dinamika Batu Bara Indonesia: Menuju Transisi Energi yang Adil, Jakarta: Institute for Essential Services Reform (IESR). hlm. 1-12.

Aryani, S. & Den Yealta, "Implikasi Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Batubara Indonesia Tahun 2008-2013" Jurnal Online Mahasiswa FISIP, Vol. 2, No. 2, hlm. 1-15, 2015.

Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara

Gunawan, R. A., "Analisis Pengaruh Return harga Komoditi Dunia terhadap return Indeks Harga Saham Gabungan Di Indonesia Periode 2000 - 2010" Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 2, hlm. 128-142, 2010.

Hadi, S. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Hanafi, M. 2004. Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005,  Badan Penerbit Fakultas  Ekonomi-UGM,  Yogyakarta.

https://industri.kontan.co.id/news/produksi-batubara-2018-capai-557-juta-ton-tertinggi-dalam-lima-tahun-terakhir

Markowitz, H. (1952). Portfolio Selection. The Journal of Finance, 7(1), 77-91. doi: 10.2307/2975974

Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

R. H. Apsara, and A. Indriani, "ANALISIS PENGARUH CRUDE OIL PRICE, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012–2016," Diponegoro Journal of Management, vol. 6, no. 4, pp. 785-979, Aug. 2017.

Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sulia, " Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia" Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol. 7, no. 2, hlm. 129, 2017.

Sulistijo, A. H., & Erman Sumirat, " Analisis Perusahaan Undervalue di Setiap Sektor di Pasar Saham Indonesia" Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan, dan Investasi), Vol. 4, No. 3, hlm. 253-261, 2021.

Tambunan, D. "Investasi Saham di Masa Pandemi Covid-19". Jurnal Sekretari dan Manajemen Widyacipta, Vol. 4, no. 2, hlm. 117-123, Sep. 2020.


0 Comments

Leave a comment