loading...

Krisis Ekonomi Sri Lanka Sampai Indonesia?

Oleh Universitas Wahid Hasyim


Perekonomian dunia dinilai sedang diambang ketidakpastian. Banyak yang diduga menjadi faktor pendorong hal tersebut, mulai dari Perang Russia-Ukraina, harga komoditas yang meroket, hingga terjadinya tekanan inflasi. Saat ini dunia digemparkan dengan adanya krisis ekonomi Sri Lanka. Bahkan, di banyak berita menyebutkan bahwa, Eks Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kabur meninggalkan Maladewa ke Singapura. Akankah Indonesia mengalami hal sama yang terjadi di Sri Lanka?

            Pada (22/06/2022), Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa Sri Lanka bangkrut! Terdapat banyak factor yang menjadi pemicu kebangkrutan Sri Lanka. Diantaranya karena utang luar negeri yang tergolong sangat tinggi, menurunnya pemasukan dari sektor pariwisata akibat pandemic Covid-19, hingga harga komoditas yang meroket.

            Secara keseluruhan Sri Lanka mengalami kebangkrutan akibat utang luar negeri yang lebih dari Rp700 triliun dan mengalami inflasi lebih dari 50%. Salah satu hutang terbesarnya ke China yang lebih dari Rp71,1 triliun yang dialokasi pada pembangunan insfrastruktur termasuk jalan, bandara, dan pelabuhan. Namun, malangnya dari pembangunan ini tidak membantu ekonomi Sri Lanka. Sehingga, hutang menjadi semakin menumpuk.

            Akibatnya, negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu mengalami kelangkaan bahan bakar, pemadaman listrik yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, dan tidak mampu melakukan pemenuhan kebutuhan pangan. Selain itu, di Sri Lanka banyak Rumah Sakit kehabisan persediaan obat-obatan dan persediaan penting kesehatan. Dari pemadaman listrik tersebut, pemerintah memberikan kebijakan penutupan terhadap perusahanan pemerintahan dan sekolah karena minimnya ketersediaan energi.

            Diluar krisis ekonomi yang terjadi, hal ini juga menjalar hingga pada krisis kemanusiaan. Banyak warga Sri Lanka yang terpaksa menahan lapar akibat dari melonjaknya harga komoditas yang ada. Selain itu, tercatat 300 warga Sri Lanka telah berhasil mencapai Australia secara ilegal. Ada juga yang sudah teridentifikasi berhasil sampai di India. Para orangtua juga memustuskan untuk mengirimkan anak-anak mereka ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan, melihat kondisi atas kebijakan pemerintah Sri Lanka menutup akses sekolah dan internet.

Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka ini tentu menjadi kekhawatiran setiap negara di dunia, salah satunya Indonesia. Lalu bagaimana tanggapan terkait pertanyaan “Akankah Indonesia mengalami hal sama yang terjadi di Sri Lanka?”

            Ramai komentar warganet tentang Indonesia akan bernasib sama seperti Sri Lanka saat ini, adapun yang merasa kontra dengan tanggapan tersebut. Bahkan, ada juga yang mengaitkan dengan resesi Indonesia di tahun 1998 akibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

            Dari berbagai pandangan, dapat diperkirakan resesi di Indonesia masih sangat jauh dengan apa yang terjadi di Sri Lanka. Dilihat dari beberapa indicator yang berbeda antara Indonesia dengan Sri Lanka. Indikator pertama, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Indonesia mencapai tingkat 4,35% dan 3,19% pada Januari-Juni 2022. Angka tersebut masih sangat jauh dengan Sri Lanka yang sudah mencapai di tingkat 50%, bahkan berpotensi mencapai 80%.

            Indicator kedua, perekonomian Indonesia yang surplus karena bertopang pada komoditas yang harganya kini meroket, yaitu batu bara dan kelapa sawit. Hal ini membantu Indonesia dikarena secara internasional harganya yang tinggi. Dua komoditas yang secraa global terdampak yaitu di bidang pangan dan energi. Sedangkan Sri Lanka, net-importer energi sehingga Ketika mengalami peningkatan luar biasa harganya di internasional, Sri Lanka sendiri yang paling terpukul dibandingkan negara lain.  Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang positif, yaitu 5,01% pada kuartal I tahun 2022.

            Indikator selanjutnya, utang Indonesia terhadap produk domestic bruto atau PDB berada di rasio kurang dari 40% atau di kategorikan relative aman. Dalam laporan APBN Kita Edisi Juni 2022, utang Indonesia hingga akhir Mei 2022 mencapai Rp7.002,24 triliun, atau setara dengan dengan 38,88% dari Produk Domestic Bruto (PDB) Indonesia. Ada sekitar 14 negara yang menjadi pendonor dana atau pemberi utang ke Indonesia dengan rasio tertinggi Singapura, sebesar 60,7%. Sedangkan, utang luar negeri Sri Lanka sudah melampaui rasio Produk Domestik Bruto (PDB) Sri Lanka yang diperkirakan mencapai rasio 104%.

            Dengan sejumlah indicator yang dapat dilihat antara Indonesia dan Sri Lanka terkait krisis ekonomi saat ini, dapat saya katakana bahwa Indonesia masih sangat jauh dari resesi yang terjadi di Sri Lanka saat ini. Negara dengan ketergantungan tinggi terhadap negara lain itu hanya mengandalkan sector pariwisatanya saja, dimana perekonomiannya melalui sector tersebut masih dirasa kurang menolong. Selain itu, dengan adanya pandemic Covid-19 sudah tampak jelas bahwa sector pariwisata tidak dibutuhkan lagi pasca itu. Berbeda dengan Indonesia, benar memang Indonesia juga memiliki hutang luar negeri yang tergolong tinggi tapi relative aman jika dibandingkan dengan krisis ekonomi di Sri Lanka.

            Indonesia tetap perlu waspada atas krisis ekonomi di Sri Lanka, hal itu bisa terjadi jika hutang luar negeri dan pengelolaan produk domestic tidak terkontrol. Indonesia tidak sama seperti Sri Lanka, di negara kita masih memiliki kekayaan domestic yang bisa membantu menjadi penolong ekonomi negara. Dengan kata lain, Indonesia juga menjadi net-eksporter di bidang minyak bumi, batu bara, dan kelapa sawit yang harganya sangat tinggi di internasional.

            Sebagai masyarakat Indonesia, kita dapat mendukung perekonomian negara melalui pengawasan terus-menerus terhadap konsumsi negara, berpartisipasi pada pemasukan negara, serta ikut andil dalam peningkatan produktivitas yang salah satunya melalui peningkatan kualitas diri dan keahlian di bidang teknologi. Dengan begitu, kekhawatiran akan “Indonesia bangkrut” jauh dari yang dibayangkan


DAFTAR PUSTAKA

 

RMOL.ID. 26 Juli 2022. Terpuruk dalam Krisis Ekonomi Terburuk Sri Lanka Minta Bantuan China. Diakses pada 28 Juli 2022, dari https://dunia.rmol.id/read/2022/07/26/541447/terpuruk-dalam-krisis-ekonomi-terburuk-sri-lanka-minta-bantuan-china

Kompas.com. 16 Juli 2022. Krisis Ekonomi Sri Lanka, Dosen Unair : Banyak Faktor Jadi Penyebab. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://www.kompas.com/edu/read/2022/07/16/071200671/krisis-ekonomi-sri-lanka-dosen-unair--banyak-faktor-jadi-penyebab?page=all

Kabar24.bisnis. com. 23 Juni 2022. Ini Penyebab Krisis Ekonomi Sri Lanka. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://kabar24.bisnis.com/read/20220623/19/1547354/ini-penyebab-krisis-ekonomi-sri-lanka

Suara.com. 08 Juli 2022. 5 Kondisi Sengsara Sri Lanka Dihantam Krisis Ekonomi Terburuk, Bisa Sampai 2023. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://www.suara.com/news/2022/07/08/083617/5-kondisi-sengsara-sri-lanka-dihantam-krisis-ekonomi-terburuk-bisa-sampai-2023

CNBC Indonesia. 24 Juni 2022. Sri Lanka Bangkrut, Gegara ‘Jebakan Batman’ Utang China?. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20220624082123-4-349896/sri-lanka-bangkrut-gegara-jebakan-batman-utang-china

Solopos.com. 27 Juni 2022. Sri Lanka Bangkrut karena Krisis Ekonomi, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?. Diakses pada 10 Juli 2022, dari https://www.solopos.com/sri-lanka-bangkrut-karena-krisis-ekonomi-apa-dampaknya-bagi-indonesia-1351194

Ekonomi.bisnis.com. 03 November 2021. Opini: Membangun Solidaritas Ekonomi Global. Diakses pada 28 Juli 2022, dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20211103/620/1461435/opini-membangun-solidaritas-ekonomi-global

Katadata.co.id. 21 Januari 2022. Harapan dan Sisi yang Mengkhawatirkan Ekonomi di 2022. Diakses pada 28 Juli 2022, dari https://katadata.co.id/muchamadnafi/indepth/61ea104024cd5/harapan-dan-sisi-yang-mengkhawatirkan-ekonomi-di-2022

Suara.com. 18 Juli 2022. Negara Masih Kacau, Presiden Sementara Sri Lanka Umumkan Kondisi Darurat. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://www.suara.com/news/2022/07/18/110023/negara-masih-kacau-presiden-sementara-sri-lanka-umumkan-kondisi-darurat

CNBC Indonesia. 18 Juli 2022. Akankah Indonesia akan Bernasib Seperti Sri Lanka?. Diakses pada 28 Juli 2022, dari https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220718134419-14-356444/akankah-indonesia-akan-bernasib-seperti-sri-lanka

News.detik.com. 13 Juli 2022. Sri Lanka Bangkrut, Indikator Apa yang Tunjukkan Indonesia Lebih Baik?. Diakses pada 28 Juli 2022, dari https://news.detik.com/bbc-world/d-6176414/sri-lanka-bangkrut-indikator-apa-yang-tunjukkan-indonesia-lebih-baik

 

Gambar:

Atul Loke/The New York Times via https://www.usip.org/publications/2022/07/five-things-know-about-sri-lankas-crisis

0 Comments

Leave a comment