Kepentingan Nasional Pemerintah Arab Saudi di dalam Konflik Palestina - Israel

Dimas Rezza Pratama
1816071032
Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP
Universitas Lampung
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mengupas tuntas kepentingan nasional pemerintah Arab Saudi yang melibatkan konflik Palestina-Israel tak kunjung selesai. Hubungan antara pemerintah Arab Saudi dengan konflik Palestina-Israel begitu kuat meskipun dirahasiakan karena negara-negara beragama Islam tidak ingin mengetahui adanya peran penting yang terlibat antara Arab Saudi dengan negara yang dikutip sebagai “musuh agama Islam” atau Israel.
Kata Kunci : Kepentingan Nasional, Kerjasama Bilateral.
PENDAHULUAN
Kerajaan Arab Saudi merupakan negara yang menganut system pemerintahan monarki yang memiliki peran besar di kawasan Timur Tengah maupun internasional. Secara geografis, kerajaan Arab Saudi adalah sebuah negara yang terletak di Asia Barat Daya, berada di antara Laut Merah di sebelah barat (1.760km) dan Teluk Arab di sebelah Timur (560km) serta merupakan pusat Islam di seluruh dunia. Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud memproklamasikan kemerdekaan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-‘Arabiyah Al-Su’udiyah) dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir dan Hijaz. Maka dari itu, nama Saudi Arabia berasal dari kaya nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa’ud. Penduduk Arab Saudi yang bermayoritas berasal dari kalangan etnis Arab dan beragama Islam Sunni, bahasa nasional yang digunakan pun bahasa Arab itu sendiri. Arab Saudi secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Arab Saudi atau Kingdom of Saudi Arabia yang dikenal juga dengan system monarki absolut di kawasan Timur Tengah. Kerajaan Arab Saudi dikuasai oleh keluarga Al-Sa’ud yang berpijak pada ideology mahzab Wahabi yang kemudian dijadikan dasar legitimasi kekuasaan dan terus berkembang dibawah pengaruh keluarga Al-Sa’ud di semenanjung jazirah Arab. Arab Saudi mengadopsi system monarki absolut dengan Raja sebagai Kepala Pemerintahan dan Negara. Sistem Monarki (Kerajaan) berasal dari kata Mono yang artinya satu dan Archein yang artinya kekuasaan, sehingga Monarki ialah system pemerintahan yang dipimpin oleh Raja atau Kaisar sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, dan Raja berperan sebagai tokoh pengambil keputusan tunggal (decision maker).
PEMBAHASAN
Hubungan Antar Kedua Negara
Selain mempunyai hubungan bilateral kepada negara-negara Islam, pemerintah Arab Saudi pun memiliki kepentingan tersendiri pada dunia internasional termasuk negara-negara yang memiliki power dan ekonomi yang kuat termasuk Israel. Tak banyak yang mengetahui soal hubungan Arab Saudi dengan Israel, meskipun tidak memiliki hubungan bilateral secara resmi tetapi pemerintah Arab Saudi memiliki kepentingan nasional dibalik itu semua. terhadap Pemerintah Israel. Kedekatan terjadi ketika Pangeran Muhammad bin Salman menjabat sebagai kepala pemerintahan di Arab Saudi. Pertemuan dengan Benjamin Netanyahu pada tahun 2018, secara tidak langsung membuktikan ada kepentingan tersendiri yang disembunyikan oleh Pemerintah Arab Saudi dengan Israel. Kerjasama militer Arab Saudi dengan Israel pun memiliki hubungan yang sangat erat serta di rahasiakan publik. Pasalnya, menurut surat kabar Swiss Basler Zeitung, terdapat “aliansi rahasia” antar kedua negara tersebut Arab Saudi dan Israel dalam mencegah Iran mengekspansi wilayah Iran. Selain itu, kerajaan saat ini sedang mempertimbangkan untuk membeli senjata Israel dan kemungkinan membeli system pertahanan, seperti tank milik kemiliteran Israel. Ini menunjukkan adanya hubungan erat antara Pemerintah Arab Saudi dengan Israel di tengah-tengah konflik panas antara Israel dengan Palestina.
TEORI-TEORI YANG DIGUNAKAN
Artikel ini telah memaparkan bagaimana situasi yang terjadi pada saat ini di tengah-tengah konflik Palestina-Israel. Pemerintah Arab Saudi yang merupakan negara terbesar jazirah Arab sudah seharusnya memiliki peranan penting untuk menyelesaikan konflik tersebut. Penulis akan menggunakan analisa perilaku Pemerintah Arab Saudi dengan menggunakan teori Offense-Defense bagaimana yang dijelaskan oleh Stephen Van Evera, Teori ini juga berasal dari konsep security dilemma milik Robert Jervis. Jervis menjelaskan bahwa security dilemma didefinisikan sebagai suatu fenomena dimana satu negara memiliki ancaman yang begitu kuat secara tidak langsung negara tersebut meningkatkan keamanannya tanpa memikirkan keamanan disekitarnya. Apabila Pemerintah Arab Saudi melakukan offense maka yang terjadi ialah security dilemma akan terus meningkat, lalu akan dilakukan pergencatan sejata yang timbul pun perang besar. Oleh karena itu, perang itu dapat dicegah apabila pemerintah Arab Saudi melakukan defense yang mendominasinya.
Penulis mencoba menganalisa perilaku Pemerintah Arab Saudi terdominasi offense, karena Pemerintah Arab Saudi melakukan hubungan diplomatic dan kerjasama militer akibat adanya security dilemma yang terjadi ketika perang Iran. Kedua, negara Arab Saudi ketika tercapai melakukan kerjasama militer dengan pemerintah Israel maka akan adanya pertahanan kuat yang terbantu di kawasan Timur Tengah untuk mengekspansi wilayah Iran. Ketiga, Pemerintah Arab Saudi memiliki Visi Kerajaan 2030 yaitu menghubungkan jalur Transportasi dan Logistik bagi sector ekonomi menuju pembangunan berkelanjutan. Dalam mewujudkan impian itu, dilakukannya kerjasama dengan pemerintah Israel untuk menghubungkan jalur kerta api tersebut hingga wilayah Israel.
PENUTUP
Dibalik pengupayaan penyelesaian konflik Palestina-Israel, pemerintah Arab Saudi memiliki kepentingan tersendiri untuk mewujudkan negara yang memiliki power di kawasan. Pemerintah Arab Saudi juga tidak ingin ekonominya bergantung pada minyak saja. Dan sudah pasti untuk menghapus dendam terhadap Iran, Pemerintah Arab Saudi bekerjasama dengan negara kuat. Satu persatu negara-negara Islam seperti Arab Saudi akan terus membuka dirinya kepada negara Israel akibat adanya gejolak panas yang terus terjadi di kawasan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II Dinamika Politik Dalam Negeri Haluan Politik Luar Negeri Arab Saudi’, 2.
Agiesta, ‘Mengintip Hubungan Arab Suadi Dengan Israel, Makin Lengket Di Balik Layar & Permukaan’.
Alghifari, ‘Analisis Teori Offense-Defense Terhadap Reformasi Kebijakan Pertahanan Jepang Dalam Dinamika Keamanan Asia Timur’, 18.
0 Comments