loading...

Kemenangan Partai Buruh Inggris (Labour Party) atas Partai Konservatif Inggris (Tories) pada Pemilihan umum Inggris tahun 2024

Oleh: Dewa Aji Nugraha, Akmal Faza Saifulloh,  Muhammad Fiqi Putra Maulana, Universitas Jember

Latar Belakang

Pemilihan umum Inggris tahun 2024 menjadi momen penting dalam sejarah politik  modern Inggris. Partai Konservatif (Tories), yang telah berkuasa selama 14 tahun, mengalami  kekalahan yang besar dari Partai Buruh (Labour Party). Kekalahan ini mencerminkan  perubahan preferensi pemilih serta sejumlah tantangan internal dan eksternal yang dihadapi  oleh Partai Konservatif selama masa pemerintahannya.

Di bawah kepemimpinan Rishi Sunak, Partai Konservatif menghadapi berbagai  masalah yang serius. Secara internal, menurut laporan Reuters, partai ini mengalami  "bloodbath" dalam kepemimpinan, dengan perebutan posisi dan kekacauan internal setelah  kekalahan besar dalam pemilu. Konflik ini mencakup perbedaan pandangan mengenai  kebijakan Brexit dan respon terhadap pandemi COVID-19, yang menyebabkan ketidakstabilan  dan ketidakpuasan di kalangan anggota partai dan pendukungnya. Dalam eksternal, skandal  politik dan masalah etika yang melibatkan anggota Partai Konservatif turut merusak citra partai  di mata publik. Dampak ekonomi dari Brexit dan pandemi COVID-19 memperburuk kondisi  sosial dan ekonomi, yang pada akhirnya mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap  kemampuan Partai Konservatif dalam mengelola negara.

Sebaliknya, Partai Buruh di bawah kepemimpinan Keir Starmer berhasil memanfaatkan  ketidakpuasan publik terhadap Partai Konservatif. Dengan mengusung kebijakan yang fokus  pada peningkatan layanan publik, penanganan perubahan iklim, dan keadilan sosial, Partai  Buruh mampu menarik dukungan luas dari berbagai kalangan pemilih. Keberhasilan kampanye  digital dan strategi komunikasi yang efektif juga memainkan peran penting dalam meraih  kemenangan besar dalam pemilu 2024.

Kekalahan Partai Konservatif dan kemenangan Partai Buruh pada pemilu 2024  mencerminkan dinamika politik yang kompleks dan perubahan signifikan dalam preferensi  pemilih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang  berkontribusi terhadap hasil pemilu ini, serta implikasinya terhadap kebijakan domestik dan  internasional Inggris. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini akan

mengeksplorasi tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Partai Konservatif, serta  strategi dan program kebijakan yang diterapkan oleh Partai Buruh.

Kemenangan Partai Buruh Inggris pada pemilu 2024 atas Partai Konservatif  mencerminkan berbagai faktor yang berperan dalam mengubah preferensi pemilih dan opini  publik masyarakat Inggris terhadap dinamika dan perkembangan politik negara Inggris.

Pemilu Inggris tahun 2024 menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam preferensi  politik masyarakat Inggris, yang mencerminkan sentimen anti-populis. Sentimen ini muncul  sebagai reaksi terhadap gaya politik populis yang sering kali diidentifikasi dengan kebijakan  yang divisif dan tidak konsisten, terutama selama masa pemerintahan Partai Konservatif  (Tories).

Berdasarkan data yang terdapat di artikel “As Europe turns right, UK voters reject  Conservative populism” yang ditulis oleh salah satu agensi berita internasional “Reuters”,  masyarakat Inggris mulai menolak populisme yang diasosiasikan oleh Partai Konservatif. Hal  ini terlihat dari pergeseran dukungan yang signifikan menuju Partai Buruh (Labour Party).  Masyarakat Inggris tampaknya mencari stabilitas dan kebijakan yang lebih moderat dan  inklusif, yang ditawarkan oleh Partai Buruh di bawah kepemimpinan Keir Starmer.  Berdasarkan artikel dari Reuters, populisme konservatif yang gagal memenuhi harapan  masyarakat menjadi salah satu alasan utama peralihan dukungan.

This election is about change. A chance to stop the endless Conservative chaos that  has directly harmed the finances of every family in Britain. A moment where we can turn the  page on a set of ideas that, over 14 years, have consistently left us more vulnerable in an  increasingly volatile world. And an opportunity to begin the work of national renewal. A  rebuilding of our country, so that it once again serves the interests of working people.” (Keir  Starmer, 2024)

Keir Starmer, sebagai pemimpin Partai Buruh, menawarkan sejumlah program dan  janji-janji yang berhasil menarik dukungan luas dari masyarakat. Berdasarkan Data-data yang

dikumpulkan dari Situs Resmi Partai Buruh sendiri https://labour.org.uk/, beberapa program  dan janji utama yang diusung oleh Partai Buruh meliputi:

Peningkatan Layanan Kesehatan dan Pendidikan

Partai Buruh berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan  dengan meningkatkan anggaran dan memastikan akses yang lebih merata bagi semua lapisan  masyarakat. Janji ini sangat menarik bagi pemilih yang merasa terabaikan oleh kebijakan  penghematan yang diterapkan oleh Partai Konservatif. Keir Starmer menekankan pentingnya  menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali, serta  memastikan bahwa setiap anak memiliki akses ke pendidikan berkualitas.

Penanganan Perubahan Iklim

Keir Starmer dan Partai Buruh menempatkan penanganan perubahan iklim sebagai  salah satu prioritas utama. Mereka berjanji untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat  transisi ke energi terbarukan. Program ini menarik banyak pemilih muda dan progresif yang khawatir tentang masa depan lingkungan. Starmer mengusulkan berbagai inisiatif hijau,  termasuk investasi besar dalam energi bersih dan peningkatan infrastruktur hijau.

Keadilan Sosial dan Kesetaraan

Partai Buruh menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesetaraan dalam kebijakan  mereka. Mereka berjanji untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan hak-hak  minoritas dilindungi. Pendekatan ini resonan dengan nilai-nilai inklusivitas dan keadilan yang  didukung oleh banyak pemilih. Starmer juga berjanji untuk memperjuangkan hak-hak pekerja,  termasuk peningkatan upah minimum dan perlindungan terhadap diskriminasi di tempat kerja.

Ekonomi yang Adil dan Berkelanjutan

Keir Starmer mempromosikan visi ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, dengan  fokus pada penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, peningkatan upah minimum, dan  perlindungan hak-hak pekerja. Janji ini dirancang untuk mengatasi ketidakpuasan ekonomi  yang meluas di kalangan kelas pekerja. Selain itu, Partai Buruh berencana untuk meningkatkan  investasi dalam infrastruktur dan inovasi teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi  yang berkelanjutan.

Kekuatan Kampanye Partai Buruh

 

Partai Buruh, di bawah kepemimpinan Keir Starmer, menjalankan kampanye yang  sangat efektif dengan memanfaatkan teknologi digital dan media sosial untuk menjangkau  pemilih. Kampanye yang fokus pada isu-isu yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari  masyarakat berhasil menarik simpati dan dukungan luas. Selain itu, Partai Buruh berhasil  membentuk aliansi dengan partai-partai kecil dan kelompok independen, yang semakin  memperkuat posisi mereka.

Kombinasi dari ketidakstabilan kepemimpinan, kebijakan ekonomi yang kontroversial,  skandal politik, dampak negatif Brexit, penanganan pandemi COVID-19 yang buruk,  ketidakmampuan dalam mengatasi isu sosial, dan kekuatan kampanye Partai Buruh semuanya  berkontribusi pada hilangnya kepercayaan publik terhadap Partai Konservatif. Perubahan  preferensi pemilih ini mencerminkan keinginan masyarakat Inggris untuk mencari alternatif  yang lebih stabil, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan mereka, yang mereka temukan  dalam Partai Buruh pada pemilu 2024.

Golden Opportunity for Labour Party

 

Partai Buruh memanfaatkan momentum ketika terjadi konflik internal di dalam Partai  Konservatif untuk memenangkan pemilihan umum 2024. Partai konservatif terpecah menjadi  dua fraksi, yaitu fraksi centris dan fraksi far right. Perkembangan partai Reform UK juga  menjadi pengaruh besar terpecahnya suara pemilih partai konservatif. Guncangan besar itu  mengakibatkan suara pemilih partai konservatif turun secara signifikan yang dimana hal itu  menjadi faktor utama kemenangan partai buruh di pemilihan umum 2024.

Pada saat Rishi Sunak memimpin Partai Konservatif, pecahnya fraksi dapat didasari  oleh beberapa faktor. Seperti, perbedaan pandangan terkait kebijakan ekonomi, fiskal, isu  sosial dan lingkungan, kritik kepemimpinan internal serta masalah brexit. Pecahnya fraksi  dalam Partai Konservatif tidak hanya mempengaruhi dinamika internal partai tetapi juga dapat  berdampak pada stabilitas politik secara keseluruhan, mempengaruhi kemampuan partai untuk  menjalankan dan implementasikan kebijakan-kebijakan organisasi dalam partai konservatif.

Gagalnya Partai Konservatif (Tories) untuk menjalankan Program dan Janji Politiknya  dengan baik

 

 

Salah satu program dari partai konservatif yang tidak berjalan lancar adalah kebijakan  penghematan layanan publik. Langkah-langkah penghematan yang diterapkan oleh Partai  Konservatif Inggris dalam kebijakan layanan publik mendapatkan kritik keras. Keputusan  untuk mengurangi pendanaan layanan publik termasuk pendidikan, kesehatan, dan bidang

bidang lainnya dirasa telah menurunkan standar layanan yang diberikan kepada masyarakat.  Kebijakan penghematan yang signifikan ini menyebabkan penurunan jumlah pekerja,  penurunan kualitas layanan, dan waktu tunggu yang lebih lama bagi pasien dalam sistem  layanan kesehatan.

 

Pengurangan pembiayaan juga berdampak pada sektor pendidikan, sehingga semakin  sulit bagi sekolah untuk menawarkan fasilitas yang layak dan menghambat pengembangan  kurikulum. Tidak adanya investasi jangka panjang dalam pemeliharaan dan infrastruktur, yang  dianggap penting untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan publik, juga telah  menjadi bahan kritik. Akibatnya, kebijakan penghematan ini telah menciptakan ketidakpuasan  luas di antara masyarakat yang merasa terabaikan dan kurangnya dukungan dari pemerintah  dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Faktor Runtuhnya Partai Konservatif Inggris "Tories" pada Polemik Politik Inggris

Kekalahan telak Partai Konservatif (Tories) kepada Partai Buruh (Labour Party) dalam  pemilu Inggris tahun 2024 merupakan hasil dari berbagai faktor yang menggerus kepercayaan  dan opini publik terhadap partai tersebut. Berdasarkan data-data dari artikel "Eleven charts that  show how Labour won by a landslide" yang diliput dan ditulis oleh agensi berita internasional  “The Guardian”, faktor-faktor utama yang menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan  opini publik masyarakat Inggris terhadap Partai Konservatif (Tories) adalah:

Ketidakstabilan Kepemimpinan

Partai Konservatif sering mengalami pergantian pemimpin dalam beberapa tahun  terakhir. Kepemimpinan yang berubah-ubah ini menciptakan ketidakpastian dan kebingungan  di kalangan pendukungnya. Kebijakan yang diambil menjadi tidak konsisten dan sulit  diprediksi, sehingga mengurangi kepercayaan publik.

Kebijakan Ekonomi yang Kontroversial

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Partai Konservatif sering kali dianggap tidak  efektif dan tidak berpihak kepada masyarakat luas. Langkah-langkah penghematan yang  diambil setelah Brexit dan selama pandemi COVID-19 menyebabkan pemotongan anggaran  pada layanan publik yang penting seperti kesehatan dan pendidikan. Keadaan ini memperburuk  kualitas layanan publik dan menimbulkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat.

Skandal Politik dan Etika

Beberapa skandal politik yang melibatkan anggota partai dan pejabat pemerintah  merusak reputasi Partai Konservatif. Skandal ini mencakup kasus korupsi, penyalahgunaan  wewenang, dan pelanggaran etika yang terungkap kepada publik. Citra partai yang tercoreng akibat skandal-skandal ini membuat publik semakin skeptis terhadap integritas dan kompetensi  partai dalam mengelola pemerintahan.

Dampak Negatif Brexit

Brexit menjadi salah satu isu paling kontroversial dan berdampak besar terhadap  kepercayaan publik. Proses keluar dari Uni Eropa yang penuh gejolak dan tidak pasti  menciptakan ketidakpastian ekonomi dan sosial. Dampak negatif Brexit termasuk hambatan  perdagangan, peningkatan biaya hidup, dan ketidakstabilan pasar kerja, yang semuanya  berkontribusi pada ketidakpuasan masyarakat terhadap Partai Konservatif yang memimpin  proses tersebut.

Penanganan Pandemi COVID-19

Penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintahan Partai Konservatif juga mendapat  kritik tajam. Kebijakan yang tidak konsisten, lambatnya distribusi vaksin, dan respon yang  dianggap tidak memadai dalam menghadapi krisis kesehatan ini membuat masyarakat  kehilangan kepercayaan pada kemampuan pemerintah dalam melindungi warganya. Pandemi  memperburuk kondisi ekonomi dan kesehatan, dan ketidakmampuan pemerintah dalam  mengatasi krisis ini menjadi faktor kunci dalam hilangnya dukungan publik.

Ketidakmampuan dalam Mengatasi Isu Sosial

Ketidakmampuan Partai Konservatif dalam menangani isu-isu sosial seperti  ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan hak-hak minoritas juga berperan dalam menurunkan  kepercayaan publik. Partai Buruh berhasil memanfaatkan kelemahan ini dengan menawarkan

solusi yang lebih inklusif dan progresif, yang lebih sesuai dengan aspirasi banyak pemilih,  terutama di kalangan generasi muda.

 

 

Terpecahnya Fraksi Internal dalam Partai Konservatif (Tories)

Pecahnya partai konservatif menjadi Salah satu konsen awal mula keruntuhan partai  konservatif yang membelah menjadi 2 kubu. Kubu tersebut antara lain, terbentuknya pro Sunak  yang berlandasan sisi Centrist balance” dan ada juga beberapa anggota senior yang berhaluan  Far-Right (saya kanan garis keras) yang telah mengundurkan diri dari partai konservatif dan  terdapat juga yang beralih ke Partai Reform UK.

Munculnya Nigel Farage (Pemimpin Reform UK) sebagai ancaman besar bagi Partai  Konservatif

Reform UK merupakan partai politik yang akhir-akhir ini sedang populer di ranah  politik Inggris. Reform UK adalah sebuah partai yang dikategorikan masih baru yang memiliki  ideologi Far-Right dan ideologi populis yang mendukung kebijakan mengenai Brexit. Nigel  Farage sebagai pemimpin partai Reform UK adalah salah satu politikus Inggris yang  berideologi Far-Right dan populis. Farage juga menjadi salah satu politisi yang memiliki  pengalaman dalam perihal politik, Oleh karena itu Farage mendapatkan sebuah perhatian dari

fraksi Far-Right dalam partai konservatif (Tories) yang melihat Farage adalah politikus yang  memiliki kompetensi dan kredibilitas yang baik, Hal ini menjadi sebuah ancaman besar bagi  integritas Partai Konservatif dikarenakan anggota-anggota Partai yang beraliran Far-Right ingin berpindah haluan ke Partai Reform UK dan meninggalkan partai Konservatif yang saat  ini memiliki pemahaman centrist.

Kesimpulan

Hasil pemilu Inggris 2024 menandai perubahan signifikan dalam lanskap politik  Inggris. Kekalahan besar Partai Konservatif (Tories) yang telah berkuasa selama 14 tahun

mencerminkan adanya pergeseran preferensi pemilih Inggris. Masalah internal Partai  Konservatif, seperti konflik kepemimpinan dan perbedaan pandangan mengenai isu-isu  penting, serta skandal politik yang merusak citra partai, telah menurunkan kepercayaan publik  terhadap kemampuan mereka dalam mengelola negara. Di sisi lain, Partai Buruh (Labour  Party) di bawah kepemimpinan Keir Starmer berhasil menarik dukungan luas dengan  mengusung kebijakan-kebijakan yang fokus pada peningkatan layanan publik, penanganan  perubahan iklim, dan keadilan sosial. Strategi komunikasi dan kampanye digital yang efektif  juga turut mendorong kemenangan Partai Buruh. Hasil pemilu 2024 ini mencerminkan adanya  pergeseran ke arah sentimen anti-populis di kalangan pemilih Inggris serta kepercayaan mereka  beralih kepada kandidat partai lain karena konflik dan skandal politik partai konservatif.

Kemenangan Partai Buruh pada pemilu 2024 didorong oleh kombinasi sentimen anti populis di kalangan masyarakat Inggris dan program-program serta janji-janji yang relevan dan  menarik. Kepemimpinan Keir Starmer yang stabil dan terarah, serta komitmen Partai Buruh  untuk meningkatkan layanan publik, menangani perubahan iklim, dan mempromosikan  keadilan sosial, semuanya berkontribusi pada kemenangan telak mereka pa pemilihan umum  2024.

DAFTAR PUSTAKA

Firstpost. (2024, 5 Juli). Sunak's downfall: Did the ‘Five families’ lead to Conservative  party's collapsehttps://www.firstpost.com/world/uk-general-election-results-rishi sunak-conservative-party-13789655.html

Holden, M., & Macaskill, A. Reuters. (2024, 5 Juli). "Europe turns right, UK voters  reject conservative populism". https://www.reuters.com/world/europe/europe-turns right-uk-voters-reject-conservative-populism-2024-07-05/

Kirk, A., Clark, A., García, C. A., & Pamela, D. The Guardian. (2024, 5 Juli). "Eleven  charts that show how Labour won by a landslide".  https://www.theguardian.com/politics/ng-interactive/2024/jul/05/eleven-charts-that show-how-labour-won-by-a-landslide

Labour Party. (2024). "Mission-driven government".  https://labour.org.uk/change/mission-driven-government/

Maddox, D. The Independent. (2024, 5 Juli). Tory downfall: The 9 reasons it has all  gone wrong for Rishi Sunakhttps://www.independent.co.uk/news/uk/politics/rishi sunak-downfall-tory-humiliation-b2572612.html

McGee, L. CNN. (2024, 20 April). Analysis: Everything seems to be going wrong for  Rishi Sunakhttps://www.cnn.com/2024/04/20/uk/rishi-sunak-conservatives-gbr intl/index.html

Piper, E. Reuters. (2024, 5 Juli). "UK's Conservatives face leadership bloodbath as  party seeks new direction". https://www.reuters.com/world/uk/uks-conservatives-face leadership-bloodbath-party-seeks-new-direction-2024-07-05/

0 Comments

Leave a comment