Keamanan Komunitas Bagi Kelompok Muslim di India
Penulis: Muhamad Syahril Jumhur (UIN Sunan Ampel)
Keamanan komunitas merupakan
salah satu komponen dari tujuh komponen keamanan manusia atau Human
Security, yaitu keamanan ekonomi, politik, kesehatan, pangan, lingkungan,
dan individu. Keamanan manusia merupakan perkembangan dari keamanan tradisional
yang hanya berpusat pada keamanan untuk negara. Secara konsep, keamanan manusia
resmi dicetuskan oleh UNDP melalui Human Development Report (HDR) pada
tahun 1994 dengan makna ‘freedom of fear, freedom of want, and freedom of
indignities’. Konsep tersebut berpusat pada keamanan bagi manusia dengan
tujuh komponen universal dan saling bergantung satu sama lain yang telah
disebutkan di atas
Kemudian beralih ke makna komunitas itu sendiri.
Komunitas adalah kumpulan individu yang didasarkan pada geografis, kepentingan,
nilai, atau kebutuhan bersama, seperti pemuda, perempuan, pekerja, atau
keagamaan. Jadi, Keamanan komunitas adalah pendekatan yang berorientasi pada
sekelompok orang untuk mengatasi ancaman atau ketidakamanan yang
mengintegrasikan keamanan manusia dengan paradigma pembangunan nasional
Dalam sejarah, Islam mulai masuk ke India pada abad ke-8
melalui jalur peperangan. Ekspansi yang berkepanjangan yang dilakukan umat
Islam saat itu hampir menguasai sebagian besar wilayah India. Kerajaan muslim
yang menguasai wilayah India saat itu menerapkan pendekatan sosial dan budaya
untuk menarik masyarakat, seperti dalam hal pembangunan masjid yang
arsitekturnya mirip dengan tempat ibadah umat Hindu, seperti candi. Kejayaan
Islam mulai luntur saat Inggris menjajah India dengan perusahaan multinasionalnya,
yaitu East-India Company pada awal abad ke-19. Di samping mengeruk
kekayaan alam India, para pendatang dari Inggris tersebut juga merusak tatanan
sosial, budaya, dan agama yang telah ada
Saat ini, jumlah pemeluk Islam di India berada angka 14 %
dari total seluruh warga India. Islam menempati urutan kedua di bawah Hindu
yang kemudian diikuti di urutan ketiga dan seterusnya oleh agama Kristen, Sikh,
Buddha, Jain, Zoroaster, dan lain-lain. Pemerintah India memiliki kementrian
khusus untuk menangani kaum minoritas, yaitu Kementrian Urusan Minoritas dan
Komisi Nasional yang merujuk pada pemeluk agama-agama selain Hindu. Dalam
masyarakat, Hindu tidak hanya dikenal sebagai agama, tetapi dapat juga menjadi
identitas kultural dan juga menjadi basis budaya bangsa
Diliput dari Republika.id
Amandemen yang diberi nama Citizenship Amandement Act (CAA)
itu disepakati pada 11 Desember 2019 dan berbunyi "In the Citizenship
Act, 1955 (herein after referred to as the principal Act), in section 2, in subsection
(1), in clause (b), the following proviso shalla be instered namely :
"Provided that any person belonging to Hindu, Sikh, Buddhist, Jain, Parsi
or Christian community from Afghanistan, Bangladesh or Pakistan, who entered
into India on or before the 31st day of December, 2014 and who has been
exempted by the Central Government by or under clause (c) of sub-section (2) of
section 3 of the Passport (Entry into India) Act, 1920 or from the application
of the provisions of the Foreigners Act, 1946 or any rule or order made
thereunder, shall not be treated as illegal migrant for the purposes of this
Act;"
Undang-undang tersebut tentunys mengalami penolakan dan
pengecaman dari komunitas muslim. Lalu pada Februari 2020 setelah aksi
penolakan CAA dan NRC berjalan tiga bulan, terjadi aksi pemburuan terhadap
warga muslim di Ibukota, New Delhi. Dilaporkan sebanyak 53 orang tewas yang 40
diantaranya muslim, diikuti pembakaran rumah dan pertokoan. Situasi tersebut
juga diperparah dengan berbagai sekolah negeri di wilayah Karnataka yang
menerapkan kebijakan larangan memakai hijab bagi muridnya. Pelarangan Hijab yang
merupakan bagian dari aturan umat Islam tentu memicu aksi protes dari para
pelajar muslim
Berdasarkan situasi dan kondisi komunitas muslim India di
atas, keamanan komunitas yang merupakan salah satu komponen keamanan manusia
belum terpenuhi dengan baik, karena terdapat pengucilan sosial dan kebijakan
diskriminatif terhadap suatu komunitas. Konflik yang didasari keagamaan ini
terjadi antara umat Hindu ultranasionalis dan komunitas Muslim. Kelompok Hindu
yang menguasai parlemen India tersebut meloloskan berbagai undang-undang yang
diskriminatif terhadap muslim.
Jika dilihat dari penyebab konflik keagamaan yang dibagi
menjadi dua oleh Almirzanah
References
Abeyasa, A. (2022, April
26). Sejarah Perkembangan Islam di India: Populasi dan Kondisi Terkini.
Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/sejarah-perkembangan-islam-di-india-populasi-dan-kondisi-terkini-grpk
Almas, P. (2022, Januari 19). Seruan
Genosida Muslim dan Penangkapan Biksu India. Retrieved from Republika:
https://republika.co.id/berita/r5xwae335/seruan-genosida-muslim-dan-penangkapan-biksu-india
Almirzanah, S. (2002). Pluralisme,
Konflik, dan Perdamaian; Studi Bersama Antar Iman. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mangkuto, S. (2019, Desember 24). UU
Kewarganegaraan Anti-Muslim India, Mengapa Memicu Protes?
Permana, F. E. (2022, Februari 22).
Muslim India Ditindas, ICMI Dorong Indonesia Bersikap. Retrieved from
Republika.id:
https://www.republika.id/posts/25336/muslim-india-ditindas-icmi-dorong-indonesia-bersikap
Ramadani, R. Y. (2020).
Diskirminasi Kaum Muslim Di India Menurut Konvensi . Journal Inicio Legis
Volume 1 Nomor 1, 7.
Tadjbakhsh, S. (2014). Human
Security Twenty Years on. Norwegian Peacebuilding Centre.
Ulum, R. (2018). INSTITUSI
MINORITAS DAN STRUKTUR SOSIAL. Harmoni, 14.
UNDP. (2009). Community Security
and Social Cohesion Towards an UNDP Approach. Retrieved from United
Nations Development Programme.
0 Comments