loading...

INDONESIA PEGANG ESTAFET KEKETUAAN ASEAN UNTUK KELIMA KALINYA

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara merupakan suatu organisasi regional di kawasan. Hingga pada tahun 2023 ini, negara-negara yang tergabung sebagai  anggota ASEAN sudah berjumlah 11 negara. Adapun negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste. Organisasi regional di Asia Tenggara ini memiliki banyak tujuan, seperti memelihara stabilitas di bidang ekonomi, keamanan, sosial, dan bidang lainnya.


ASEAN sendiri mulai resmi berdiri sejak ditandatanganinya Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Terdapat lima negara yang turut menandatangani Deklarasi Bangkok, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Adapun maksud dari lima negara tersebut mendirikan ASEAN adalah untuk mencapai tujuan menciptakan kawasan Asia Tenggara yang sejahtera, stabil, aman, dan damai. Keinginan ini muncul karena situasi pada era 1960-an di kawasan Asia Tenggara saat itu sedang sangat rawan terhadap berbagai konflik, seperti persaingan pengaruh ideologi dari negara-negara besar, dan perseteruan antar negara di kawasan yang dapat mengancam stabilitas serta menghambat kemajuan pembangunan.


Sejarah dan Tantangan Keketuaan Indonesia di ASEAN 

Ramai pemberitaan tentang Indonesia yang kembali mendapat kepercayaan untuk menjadi ketua di ASEAN 2023. Rakyat Indonesia patut berbangga akan hal ini, apalagi mengingat keketuaan Indonesia di ASEAN ini bukan kali pertama. Dilansir dari laman indonesia.go.id, sebelum kembali memegang posisi sebagai ketua ASEAN, Indonesia telah berkesempatan memimpin ASEAN sebanyak empat kali sejak tahun 1967, yaitu pada tahun 1976, 1996, 2003, dani 2011 (Jumat, 18/11/2022). Dengan tahun 2023 ini, berarti Indonesia telah menjadi ketua ASEAN sebanyak lima kali. 


Kembalinya Indonesia memegang kepemimpinan di ASEAN bukan tanpa arti. Hal ini tidak lepas dari kesuksesan Indonesia dalam memimpin ASEAN sebelumnya dalam menghadapi rintangan dan berbagai masalah atau konflik baik di tingkat regional maupun internasional. Di tiap tahun kepemimpinan, Indonesia tentu dihadapkan dalam berbagai tantangan yang tak mudah. Salah satunya yaitu masalah yang dihadapi Indonesia dalam kepemimpinannya di ASEAN tahun 2011. Pada tahun 2011, Indonesia menjadi pemimpin ASEAN setelah mengadopsi Piagam ASEAN pada tahun 2008, adopsi Bali Concord III, dan meningkatnya konflik antar negara Thailand dan Kamboja saat itu. Dalam konteks keadaan politik saat itu, kepemimpinan Indonesia pada tahun 2011 mampu memajukan agenda untuk meningkatkan kepercayaan diri dan persatuan negara-negara ASEAN, sehingga dapat berperan serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah global.


Tantangan lainnya dapat kita lihat di tahun kelima kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Rintangan yang dihadapi Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023 ini cukup rumit. Dimulai dari tanggung jawab Indonesia sebagai ketua untuk membenahi politik, sosial, dan ekonomi ASEAN pasca wabah global COVID-19. Ditambah lagi isu Myanmar yang seakan mempertanyakan kemampuan dan relevansi ASEAN saat ini untuk mengatasi konflik negara anggotanya. Hal ini dapat mengancam stabilitas kawasan dan melemahnya kepercayaan negara anggota lainnya terhadap ASEAN sebagai aktor pencipta sistem kawasan Asia Tenggara. Memandang hal ini, di tahun 2023 Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya sepakat untuk mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema  ini berarti seluruh negara anggota ASEAN bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas dalam seluruh aspek yang tersangkut paut dengan kawasan. Selain itu, tema ini juga bertujuan untuk menjaga relevansi ASEAN yang impact nyatanya tidak hanya dapat dirasakan masyarakat ASEAN, tetapi juga masyarakat global.  


Isu apa yang akan Indonesia angkat dalam keketuaan ASEAN di tahun 2023 ini?

Mengutip dari website Kementerian Luar Negeri, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan “Beberapa isu yang akan dibahas dalam KTT ke-42 ASEAN antara lain penguatan institusi ASEAN, penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025, perkembangan di Myanmar, pemulihan ekonomi pasca pandemi, penguatan arsitektur kesehatan di kawasan, serta isu penting lainnya di kawasan dan luar kawasan”. 


Tentu lewat keketuan Indonesia di ASEAN dapat menunjukkan konsistensi dan perhatian yang serius dalam penanganan berbagai isu di kawasan Asia Tenggara serta diharapkan dalam pelaksanaan KTT ASEAN ke-42 akan menjadi kesempatan yang baik untuk mempromosikan kawasan destinasi pariwisata super prioritas di kawasan Indonesia Timur khususnya Labuan Bajo, baik bagi publik di kawasan maupun secara global. Pertemuan ini juga diharapkan akan turut menggiatkan industri pariwisata di Labuan Bajo, khususnya pasca pandemi Covid-19.


Referensi

Kementerian Luar Negeri RI. (2023). Pemimpin ASEAN Segera Bahas Isu-Isu Penting Kawasan pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. Tersedia online melalui : https://kemlu.go.id/portal/id/read/4652/view/pemimpin-asean-segera-bahas-isu-isu-penting-kawasan-pada-ktt-asean-ke-42-di-labuan-bajo (diakses pada 30 Mei 2023)


Indonesia.go.id. (2022). Indonesia Ketua ASEAN 2023. Tersedia online melalui : https://kemlu.go.id/portal/id/read/4652/view/pemimpin-asean-segera-bahas-isu-isu-penting-kawasan-pada-ktt-asean-ke-42-di-labuan-bajo (diakses pada 30 Mei 2023)



0 Comments

Leave a comment