loading...

Indonesia Gastrodiplomasi

Oleh Reiner dan Muhammad Rheza Dwicahyo

*Universitas Bina Nusantara, **Universitas Nasional



PENDAHULUAN

Hubungan antar negara menjadi poin utama dalam menjalin suatu kerja sama bagi negara yang bersangkutan. Dalam perjalanannya pun, setiap negara perlu untuk menjaga keharmonisan hubungan diplomasi dari setiap lini. Baik secara langsung maupun tidak langsung, hubungan yang terjalin antar negara niscaya akan menghadirkan kerja sama berkelanjutan. Namun, melihat hubungan kerja sama yang terjalin dari tahun ke tahun, timbul stagnasi dalam metode berdiplomasi yang general atau umum. Sehingga diperlukan metode baru, yang dapat menyegarkan seni berdiplomasi antar negara, apalagi jika metode tersebut, ternyata berasal dari negara kita sendiri. Yaitu gastrodiplomasi, yang mencanangkan unsur budaya dan karakteristik sebagai citra suatu negara untuk menciptakan juga mempererat hubungan diplomasi. 

Diplomasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain dengan tujuan tertentu. Melalui diplomasi, sebuah negara dapat menunjukkan eksistensi, cita-cita, serta membangun citra negaranya terhadap negara lain. Cara diplomasi melalui gastrodiplomasi ini seakan-akan menjadi inovasi dalam berdiplomasi, karena negara dapat dengan mudah menginisiasi gaya atau metode diplomasi yang dipilih. Misalnya saja Indonesia, negara seribu budaya dan karakteristik yang terbentang dari Aceh hingga Merauke. Melalui hal tersebut, Indonesia dapat memaksimalkannya sebagai potensi untuk berdiplomasi dengan negara lain. Melalui proses ini, Indonesia juga dapat menarik masyarakat dunia tentang keanekaragaman rasa dan budaya yang ada di Indonesia. Tentunya hal ini akan berdampak pada peningkatan kunjungan turis asing yang masuk ke Indonesia yang memiliki banyak manfaat bagi Indonesia itu sendiri. Namun tentunya hal ini harus didukung oleh masyarakat Indonesia nya itu sendiri dengan menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki sehingga akan menimbulkan rasa ingin menjaga budaya tersebut supaya tidak diklaim oleh negara lain. 

Gastrodiplomasi sendiri merupakan sebuah gabungan dari diplomasi budaya dan diplomasi politik. Secara umum, diplomasi budaya merupakan sebuah upaya dalam berinteraksi dengan negara atau aktor hubungan internasional lainnya melalui sarana budaya (Wahyuni Kartikasari, 2006). Indonesia sejatinya telah melakukan berbagai macam diplomasi budaya melalui batik, kain tenun, tarian, seni bela diri pencak silat, alat musik tradisional, dan festival kebudayaan lainnya yang dipertunjukkan di luar negeri. Hal-hal seperti ini yang harus selalu sosialisasi, promosi, dan kampanyekan ke luar negeri. 

PEMBAHASAN

Sebelum membahas tentang gastrodiplomasi lebih jauh, alangkah lebih baik jika kita mengetahui apa yang dimaksud dengan diplomasi itu sendiri. Menurut SL. Roy, kata diplomasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “diploun” yang berarti melipat. Dalam bahasa Inggris, “diplomacy” merupakan kata benda yang berarti sebuah manajemen hubungan antar dua negara. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata diplomasi dapat berarti urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain, atau urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakil-wakilnya di negeri lain. Diplomasi yang merupakan kata benda, jika dijadikan sebagai kata kerja menjadi “berdiplomasi” yang berarti menyelenggarakan urusan perhubungan antara negara dan negara. Dan seseorang yang melakukan diplomasi disebut diplomat.

Istilah gastrodiplomasi pertama kali diperkenalkan oleh Rockower pada tahun 2012, dimana menurut Rockower gastrodiplomasi merupakan sebuah kampanye suatu masyarakat untuk memperkenalkan nilai suatu masyarakat melalui makanan atau kuliner khas dari suatu masyarakat tersebut. Dimana biasanya makanan atau kuliner tersebut digunakan oleh pemerintah dan dibantu oleh aktor non-negara untuk berdiplomasi dengan negara lain. Rockower juga menambahkan bahwa jalan diplomasi satu ini merupakan diplomasi yang paling lembut karena didalamnya tidak memberikan pengaruh secara langsung, melainkan melalui rasa dan emosional.

Banyak negara-negara didunia telah melakukan gaya diplomasi satu ini untuk meningkatkan pengaruh budaya mereka diluar negerinya. Makanan dapat dipercaya sebagai media yang kuat untuk menyatukan orang, meredakan konflik, dan memperbaiki suatu hubungan.

Berdasarkan sejarah, konsep diplomasi budaya melalui gastrodiplomasi sudah terjadi sejak era kolonialisme. Ketika negara-negara Eropa khususnya Belanda menapaki jejak di kawasan Nusantara atau Indonesia, terjadilah pencampuran budaya (bazaar culture). Pencampuran budaya ini menjadikan Indonesia memiliki potensi untuk semakin memajemukan budaya yang sudah ada dengan menghasilkan istilah “kebudayaan Indis” (Rahman 2016, hlm. 1). Hasil daripada pencampuran budaya ini dalam bahasa Belanda dikenal dengan sebutan rijsttafel. Secara pembentukan katanya, rijsttafel terbagi menjadi dua kata. Rijst (nasi) dan tafel (meja) yang jika dikombinasikan menjadi sajian nasi di atas meja hidangan. Rijsttafel ini menjadi salah satu pelopor daripada perkembangan budaya di Indonesia. Dikarenakan Belanda pada saat itu, sebagai pelaku kolonialisme di Indonesia, tidak memiliki citra budaya dalam hal ini adalah kuliner. Sehingga, Belanda seringkali melakukan pencampuran budaya (bazaar culture) ini, sebagai aksi “diplomasi” atau untuk dipopulerkan dimasanya. Maka, budaya Indonesia terikut arus penyebaran kuliner ini dan konsep rijsttafel bisa dikatakan menjadi salah satu sumber terjadinya gastrodiplomasi bagi Indonesia (Rahman 2016, hlm. 4).

    Berlanjut pada abad ke-20, Indonesia lantas tidak meninggalkan gastrodiplomasi. Justru, dengan kekayaan budaya khususnya kuliner dari Indonesia, menjadikan Indonesia mampu menjadikan gastrodiplomasi sebagai sebuah citra atau gaya berdiplomasi Indonesia. Merujuk pada tahun 2009, Amerika Serikat menjadi salah satu destinasi daripada gastrodiplomasi Indonesia ditahun tersebut. Indonesia turut menggencarkan gastrodiplomasi khususnya ke negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Melihat potensi yang bisa digali, Indonesia bisa menginisiasi pembangunan tempat makan khas Indonesia di Amerika Serikat sebagai implementasi sederhana dari gastrodiplomasi ini. Juga dengan memanfaatkan pekan raya kuliner yang diselenggarakan Amerika Serikat, akan berdampak terhadap penyebarluasan kuliner  Indonesia di mancanegara (Sinulingga 2017, hlm. 3).

    Pemanfaatan media pekan raya festival ini terus dimanfaatkan Indonesia. Seperti pada National Restaurant Association (NRA), Indonesia memperkenalkan cita rasa rumpun kelapa seperti santan. Kemudian pada pekan raya festival kuliner Indonesia-Indiana Business Launcheon, Indonesia memperkenalkan cita rasa tempe bacem, sate ayam, gado gado, rendang, nasi goreng, klepon, dan kopi sumatera. Selanjutnya pada Indonesia Culinary Festival dan Summer Fancy Food Show yang memperkenalkan kuliner khas Indonesia. Pagelaran-pagelaran tersebut tidak hanya berdampak pada dikenalnya kuliner Indonesia dimata dunia, tetapi juga berdampak pada perekonomian (ekspor) dan jalinan diplomasi yang dibangun (Sinulingga 2017, hlm. 7-8).


KESIMPULAN

Pada kesimpulannya, kegiatan diplomasi yang diinisiasi negara-negara di dunia telah bertransformasi ke arah soft diplomacy dalam bentuk gastrodiplomasi berdasarkan fokus artikel ini. Sehingga, setiap negara-negara di dunia mampu menelisik lebih dalam terhadap sosial dan budaya negara-negara yang terlibat dalam gastrodiplomasi. Dalam waktu yang sama, negara-negara di dunia dalam hal ini Indonesia, bisa sekaligus melestarikan budaya yang ada melalui gastrodiplomasi. Sembari meningkatkan kualitas diplomasi terhadap negara-negara yang menjadi tujuan gastrodiplomasi dari Indonesia, mengingat cara berdiplomasi ini bukan hal baru untuk Indonesia.



REFERENSI

Meaning of  “diplomacy” in English. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/diplomacy.

Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring. Arti kata diplomasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online

What is Gastrodiplomacy. What is Gastrodiplomacy? — Gastrodiplomacy

Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia masa Kolonial. Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia masa Kolonial

Diplomasi Kebudayaan Indonesia Terhadap Amerika Serikat Melalui Kuliner (Gastrodiplomacy). Gastrodiplomacy


0 Comments

Leave a comment