loading...

Implementasi Konsep Green Economy Sebagai Strategi Filandia Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Permasalahan Lingkungan dan Konsep Green Economy

Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pembangunan saat ini menjadi sebuah permasalahan yang sangat krusial bagi banyak negara dan menjadi perhatian penting dalam kajian hubungan internasional. Pasalnya semakin berkembangnya zaman dan era globalisasi yang semakin pesat telah membawa dampak ke banyak sektor salah satunya sektor pembangunan yang menjadi salah satu faktor penting sebagai penunjang jalannya aktivitas negara. Pembangunan yang biasa digiatkan oleh banyak negara meliputi pembangunan industri, infrastruktur, jalur transportasi, fasilitas umum dan sebagainya. Namun, adanya aktivitas pembangunan tersebut rupanya dapat membawa dampak buruk khususnya bagi lingkungan seperti penggundulan hutan untuk pembukaan lahan, polusi udara, pencemaran air dan sebagainya sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keseimbangan lingkungan khususnya kehidupan manusia.

Dampak buruk dari permasalahan lingkungan akibat adanya aktivitas pembangunan tersebut tentunya memerlukan solusi yang tepat. Namun di sisi lain, pembangunan merupakan aktivitas yang tidak dapat terhindarkan mengingat kemajuan suatu negara juga ditentukan dengan adanya pembangunan karena sebagai pendukung penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang harus dilakukan untuk bisa mengimbangi pembangunan dengan mempertahankan fungsi lingkungan sebagaimana mestinya.

Konsep Green Economy hadir sebagai salah satu strategi yang tepat bagi banyak negara untuk menangani permasalahan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas pembangunan negara.  Green Economy juga lahir sebagai evaluasi terhadap pembangunan berkelanjutan. Menurut United Nations Enviromental Program (UNEP), Green Economy merupakan suatu sistem ekonomi dengan tujuan meningkatkan kualitas manusia dan keadilan sosial sekaligus mereduksi resiko lingkungan dan kelangkaan ekologis. Dengan demikian Green Economy dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pendapatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan energi dan sumber daya. Green Economy juga diharapkan dapat menjadi terobosan baru dalam pertumbuhan ekonomi yang meliputi mereduksi polusi dan karbo, peningkatan efisiensi pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan mengatasi kemiskinan dengan pemanfaatan berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, kehutanan, energi dan lain-lain.

Konsep Green Economy pada saat ini sudah banyak diterapkan di negara-negara di dunia dengan strateginya masing-masing termasuk Finlandia. Finlandia merupakan negara nordik yang terletak di Benua Eropa tepatnya Eropa bagian utara. Pada tahun 2018, Finlandia bersama negara nordik lainnya seperti Denmark, Swedia dan Norwegia berhasil masuk dalam 20 besar negara dengan pendapatan ekonomi yang tinggi. Keberhasilan pencapaian tersebut rupanya berbasiskan pola pikir berupa kepedulian terhadap lingkungan dan penggunaan energi terbarukan bahkan dari total kebutuhan, secara keseluruhan penggunaan energi oleh negara-negara tersebut telah mencapai 40 persen.

Finlandia sebagai negara yang sangat menempatkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai faktor penting selalu mengupayakan pembangunannya dengan memperhatikan dampak apa yang akan terjadi terhadap lingkungannya. Adapun hal-hal yang ditekankan oleh Finlandia dalam untuk pembangunan berkelanjutan meliputi prospek untuk kesejahteraan, partisipasi masyarakat, bekerja dengan cara berkelanjutan, ekonomi yang bijaksana dengan sumber daya, gaya hidup peduli alam dan pengambilan keputusan yang berorientasi pada moralitas alam.

Pemanfaatan Potensi Hutan Finlandia

Finlandia merupakan negara dimana 69% daratannya adalah hutan. Bagi Finlandia, pohon adalah sumber daya alam yang paling penting sehingga sangat dijaga keberadaan hutan di Finlandia. Jenis atau spesies pohon yang mendominasi di kawasan hutan – hutan Finlandia adalah pohon pinus, cemara dan birch. Sekitar seperlima dari semua energi yang dikonsumsi di Finlandia pun berasal dari kayu. Kayu yang dihasilkan dari hutan-hutan di Finlandia ini kemudian dimanfaatkan untuk keperluan furnitur bahkan menjadi salah satu komoditas ekspor ke negara lain sehingga dapat menambah devisa negara Finlandia.

Pengelolaan hutan-hutan di Finlandia ini dilindungi dan diatur dalam Undang-undang Finlandia Pasal 5 a (20.12.2013/1085) tentang regenerasi dan kewajiban terkait dimana kewajiban peremajaan hutan dimulai sejak berakhirnya penebangan pohon. Selain itu, semua aktivitas industri hutan seperti industri kertas dan industri kayu dapat dipastikan telah melalui proses penebangan dan ekspor yang legal. Upaya-upaya tersebut menunjukkan bagaimana pemerintah berperan serius memanfaatkan potensi alam Finlandia untuk kepentingan ekonomi namun tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.

Pengelolaan Pertanian dan Peternakan Finlandia

Finlandia memiliki sebutan sebagai negara yang paling pedesaan di Eropa, hal ini dikarenakan banyaknya pedesaan yang ada di Filandia yang turut menjadi target Pemerintah Finlandia untuk melaksanakan pembangunan karena sistem pembangunan di Finlandia berbasis dari desa satu ke desa yang lainnya. Selain itu, pembangunan ekonomi di Finlandia juga bergantung pada bidang pertanian dan peternakan yang di kelola di kebanyakan desa. Adapun komoditas hasil pertanian Finlandia meliputi sereal seperti gandum, sayuran seperti wortel, kentang dan komoditas hasil peternakan meliputi daging sapi, susu, domba dan unggas.  Meskipun pertanian dan peternakan dikelola di pedesaan yang ada di Finlandia, namun Pemerintah Finlandia turut andil dalam proses pengawasan seperti penggunaan dan penjagaan kualitas air. Hasil pertanian dan peternakan Finlandia merupakan salah satu sumber penting untuk menyumbang pendapatan ekonomi Finlandia sehingga diperlukan upaya penjagaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mengantisipasi kerusakan alam yang dapat menghambat pengelolaan pertanian dan peternakan. 

Berkaitan dengan hal tersebut, di Finlandia terdapat 34 Institut Pertanian yang diberikan pendidikan kejuruan dan pelatihan untuk 3000 siswa setiap tahunnya. Sebagian besar institusi atau sekolah pertanian itu telah memiliki peternakan sendiri sebagai pembelajaran terhadap lingkungan. Sekolah pertanian yang disediakan Pemerintah Finlandia tersebut akan menjadi model untuk pertanian lokal secara modern. Segala program yang terdapat pada sekolah pertanian inipun didasarkan pada keterbukaan sistem pembangunan berkelanjutan. Para penerima program di sekolah pertanian ini nantinya akan mendapatkan informasi tentang input dan output saat memproduksi susu, daging, atau produk pertanian lainnya. 

Investasi Hijau Finlandia melalui Energy and Enviroment (EEP)

Energy and Enviroment Partnership (EEP) merupakan asosiasi kerja sama bidang lingkungan khususnya bidang energi terbarukan yang diprakarsai oleh Finlandia. Adapun program EEP yang ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2011 memiliki tujuan untuk mengurangi emisi gas yang dihasilkan dari rumah kaca serta mengantisipasi dampak perubahan iklim. Program EEP ini nantinya memberikam fasilitas pendanaan oleh Finlandia untuk mempromosikan energi terbarukan, efisiensi energi dan investasi teknologi bersih. Saat ini program EEP telah di jalan di tiga kawasan yaitu Amerika, Afrika Selatan dan Asia. 

Kesimpulan 

Implementasi Konsep Green Economy sebagai strategi Finlandia dalam pembangunan berkelanjutan di antaranya diwujudkan melalui dua strategi utama yaitu pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) Finlandia dan investasi hijau. Pemanfaatan SDA sebagai sumber pendapatan ekonomi Finlandia meliputi dua bidang utama yaitu bidang kehutanan serta bidang pertanian dan peternakan. Dalam strategi ini, Pemerintah Finlandia memiliki kebijakan tersendiri yang ketat untuk pengelolaan hutan dan lahan untuk pertanian agar tetap berorientasi pada penjagaan dan pelestarian lingkungan. Adapun strategi lainnya yaitu Investasi Hijau dimana Finlandia juga memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dari luar domestik Finlandia melalui Energy Enviroment Partnership (EEP) yang sudah dijalankan di tiga wilayah yaitu Amerika Tengah, Afrika Selatan dan Asia.


Oleh :  Ananda Dewin Ikhtiarin ( Universitas Respati Yogyakarta )


Referensi 

S, Sayuti,ST.Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan.DLHK Prov. Banten. https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/LINGKUNGAN%20HIDUP%20DAN%20PEMBANGUNAN%20%20BERKELANJUTAN.pdf (diakses pada 22 Juni 2021)

Hidayat,Aceng.2011.Green Economy : Menuju Pembangunan Berkelanjutan.Bogor : PT Penerbit IPB Press. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58820 (diakses pada 22 Juni 2021)


Europan Network For Rural Development.2014.Finland Programming for the Green Economy.https://enrd.ec.europa.eu/sites/enrd/files/case-study_greeneconomy_finland_0.pdf (diakses pada 23 Juni 2021)

Ayu Andriani.2017. Studi Ecodevelopment: Kontekstualisasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam “Pasang” Oleh Komunitas Adat Ammatoa.Jurnal Pendidikan Sosiologi Humanis Vol 2 No 1. http://journal2.um.ac.id/index.php/jsph/article/view/2403 (diakses pada 23 Juni 2021)

Finland to the UN Security.Finland Making It Happen. https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/dsd/dsd_aofw_ni/ni_pdfs/NationalReports/finland/FinlandMakingItHappen.pdf (diakses pada 24 Juni 2021)

Petr Spodniak.2012. Institutional Analysis of Wind Power in Finland. https://www.researchgate.net/publication/251323308_Institutional_Analysis_of_Wind_Power_in_Finland (diakses 24 Juni 2021)

FINLEX.Hukum Hutan. https://finlex.fi/fi/laki/ajantasa/1996/19961093  (diakses pada 29 Juli 2021) 


0 Comments

Leave a comment