loading...

DISKURSUS ASIA - PASIFIK : KEHADIRAN CHINA DI KAWASAN ASIA - PASIFIK SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RIVALITAS KEAMANAN NEGARA ADIDAYA


PEMBAHASAN

Wilayah Asia-Pasifik merupakan central keamanan global, dikarenakan berada di posisi strategis dunia. Kondisi Keamanan internasional bergantung pada pola interaksi keamanan di kawasan asia-pasifik. Kawasan Asia-Pasifik juga merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Posisi strategis tersebut menjadikan kawasan Asia-Pasifik sebagai pusat kegiatan utama dalam kontestasi politik global. Posisi strategis ini tentunya akan menimbulkan potensi konflik dan kerjasama yang akan berdampak tidak hanya pada negara-negara kawasan tetapi juga negara adidaya di luar kawasan, termasuk China dan Amerika. Bangkitnya kekuatan ekonomi dan militer China selama beberapa dekade terakhir telah membangun kembali kesadaran AS akan pentingnya geopolitik dan geostrategi di kawasan Asia-Pasifik. Persaingan keamanan antara AS dan China akan menjadi masalah regional yang cukup serius mengingat dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh pada gejolak politik dan keamanan negara di wilayah Asia-Pasifik (Al Syahrin, 2018)

Pasca perang dingin, China mulai menaruh perhatiannya di wilayah pasifik. Hal tersebut tercermin dari peningkatan kerjasama bilateral dengan negara-negara pasifik, seperti fiji, Vanuatu, Papua Nugini, Samoa, dan Tonga. Kehadiran China dikawasan Asia-Pasifik memberikan dampak tersendiri bagi Australia dan Amerika. Dengan tingginya intensitas China di kawasan Asia-Pasifik menjadikannya sebagai negara pemberi bantuan terbesar ketiga setelah australia dan amerika. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk penguatan kerjasama ekonomi, perdagangan, infrastruktur, peningkatan militer dan sumber daya alam dengan negara-negara pasifik selatan. (Nadjiha, 2020).

 

Kepentingan China Di Kawasan Asia-Pasifik

Dalam laporan yang diunggah oleh oxford analytic pada tahun 2019, terdapat 4 kepentingan China dalam menyebarluaskan pengaruhnya di pasifik. Pertama yaitu perluasan wilayah keamanan China di Kawasan Asia-Pasifik. Berdasarkan letak geografis, China memiliki kepentingan tersendiri dalam hal maritim di kawasan pasifik. Tindakan yang dilakukan oleh China berdimensi militer dengan tujuan untuk merealisasikan strategi second island chain yang merupakan salah satu project China dalam membangun blue navy.

Kedua, adanya persaingan antara China dan Taiwan  di kepulauan  pasifik menjadikannya harus menjalin hubungan diplomatik yang interns dengan negara pasifik. Persaingan tersebut ditandai dengan adanya pemberian dana investasi dengan jumlah yang signifikan kepada negara pasifik dengan tujuan untuk mendapatkan  pengakuan diplomatik “chequebook diplomacy. Ketiga, melimpahnya sumber daya yang ada di kawasan pasifik mendorong China untuk melakukan investasi dalam jumlah yang besar, sehingga menjadikannya sebagai mitra dagang utama di sebagian besar negara pasifik. Keempat, menyebarkan strategi Belt and Road Initiative, guna menawarkan berbagai macam pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik sehingga dapat memberikan manfaat bagi negara yang terjalin dalam kerjasama Belt and Road Initiative (Nadjiha 2020).

 

Rivalitas Keamanan Negara Adidaya

Kehadiran China di kawasan Asia-Pasifik telah menjadi fokus perhatian baru bagi negara adidaya (AS) karena China memiliki ambisi yang kuat dengan ditopang oleh sektor ekonomi menjadikannya sebagai negara yang harus diwaspadai kemunculannya di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu juga kemunculan China akan mempersulit tindakan Amerika dalam rebalancing, karena kepentingan nasional China akan selalu bertentangan dengan Amerika  termasuk di dalamnya tentang klaim territorial laut China selatan dan timur yang bertentangan dengan batas maritim negara sekutu Amerika. (Al Syahrin, 2018)

Balance of Power atau keseimbangan kekuasaan merupakan kondisi dimana suatu negara mulai meningkatkan power yang dimiliki sehingga dapat mengantisipasi ancaman keamanan dari negara lain. Timbulnya persaingan antar negara akan berdampak pada kondisi security dilemma, yaitu ketika suatu negara mulai meningkatkan powernya maka akan mengancam keamanan negara lainnya, oleh karena itu negara tersebut merespon dengan meningkatkan kapabilitas power yang dimiliki. Kondisi security dilemma di kawasan Asia-Pasifik merupakan alasan utama pembentukan pakta pertahanan trilateral AUKUS sebagai respon dari agresivitas kekuatan militer Cina di kawasan Laut Cina Selatan (Kennedy,dkk: 2022, 110-111)

Pada September 2021 Australia mengumumkan pembentukan pakta pertahanan trilateral dengan Inggris dan Amerika yang diberi nama AUKUS dengan tujuan membangun keamanan kolektif sebagai respon dari peningkatan pengaruh China di kawasan Asia-Pasifik dan kekuatan militer China di kawasan LCS (Laut China Selatan). Pembentukan kerjasama tersebut menimbulkan berbagai pertentangan khususnya dari China sendiri yang menganggap bahwa hadirnya AUKUS akan membawa dampak pada stabilitas regional dan merusak perdamaian kawasan serta menjadi sarana peningkatan senjata nuklir. Tindakan yang dilakukan oleh Amerika dan Inggris dalam menopang pembangunan teknologi nuklir Australia akan semakin memperburuk kerjasama bilateral China-Australia. Disisi lain kesepakatan AUKUS memberikan keuntungan yang besar bagi Australia, karena dapat membangun kapal selam bertenaga nuklir sehingga dapat meminimalisir gangguan yang dilakukan oleh militer China di kawasan indo-pasifik (Delanova, 2021)

Kehadiran AUKUS berdampak pada stabilitas ekonomi dan keamanan China, sehingga langkah yang diambil untuk merespon kehadiran AUKUS dengan cara bergabung dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Langkah tersebut diambil untuk meningkatkan integrasi ekonomi melalui perdagangan multilateral sebagai upaya untuk mengurangi perlawanan AS dalam strategi multilateralisme ekonomi di kawasan indo pasifik yang dapat berdampak pada melemahnya posisi strategis China di kawasan tersebut (Zhang & Martin, 2021)

Tindakan yang dilakukan China tentu saja berdasarkan pada kepentingan untuk menciptakan kondisi politik dan keamanan baru di wilayah Asia, dimana pada saat ini status quo selalu bersifat tidak adil dan menguntungkan kepentingan Amerika. Kekhawatiran China terhadap status quo Amerika bersumber pada pembangunan dan penempatan personil militer Amerika di area territorial yang dapat menimbulkan pelanggaran batas wilayah China. Oleh karena itu China telah melakukan upaya peningkatan personal militer khususnya armada laut untuk menandingi kekuatan Amerika dan sekutunya. Selain itu juga klaim atas wilayah maritim telah berimplikasi pada meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak, yakni Amerika dan China. (Bendini, 2016)

Namun terdapat beberapa faktor yang memungkinkan untuk terciptanya keseimbangan kekuasaan di kawasan asia-pasifik di masa yang akan datang. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi China yang signifikan di kawasan tersebut menciptakan pergeseran kekuasaan regional, dan sebaliknya posisi Amerika bergantung pada pemulihan ekonomi berkelanjutan dan strategi rebalancing asia dapat  menunjang citra Amerika di kawasan Asia, sehingga rivalitas dua negara adidaya akan terus berdampak pada kawasan Asia-Pasifik dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Website:                        

Zhang, J., & Martin, J. (20 Oktober 2021). AUKUS Needs Economic Multilateralism. Diakses pada minggu, 19 maret 2023 melalui link https://www.wilsoncenter.org/blog-post/aukus-needs-economic-multilateralism

Jurnal:

Al Syahrin, M Najeri “DINAMIKA PERSAINGAN KEKUATAN EKONOMI AUSTRALIA DAN CHINA DI KAWASAN ASIA PASIFI” Global & Strategis, Th. 12, No. 1, Januari - Juni 2018, hal 147-150

Bendini, Roberto. 2016. United States - China Relations: A Complex Balance Between Cooperation and Confrontation. Directorate General for External Policies Policy Department, European Union. Hal 17-18

Delanova, Mariane Olivia “DAMPAK PAKTA PERTAHANAN TRILATERAL AUKUS TERHADAP KONDISI REGIONAL INDO-PASIFIK”  2021, hal  259-262

Kennedy, Posma Sariguna Johnson, Yudi Sutrasna, Haetami “Analysis of ASEAN's Response to the Formation of the AUKUS Trilateral Pact” Duconomics Sci-meet Vol. 2 Juli, 2022, hal 110-111

Nadjiha, siti “PERSAINGAN CHINA-AUSTRALIA DALAM PEREBUTAN PENGARUH DI KAWASAN PASIFIK” (2020) Jurnal Asia Pacific Studies Volume 4 Number 1 /January – June 2020, hal 34-42

0 Comments

Leave a comment